Tuesday, October 9, 2018

Istiqlal, Masjid Indonesia di Houston

Sebuah masjid. Milik perkumpulan orang Indonesia. Yang sudah tinggal di Amerika. Namanya Istiqlal. Seperti nama masjid di ibukota Jakarta itu.

Masjid ini masih baru. Baru ada di tahun 2015. Tiga tahun lalu. Letaknya sekira 45 menit dari Wilowbrook, Houston - Texas, tempat hotel di mana kami menginap.

Di Texas, ini adalah masjid pertama yang dipunyai oleh orang Indonesia. Dengan organisasinya yang bernama Indonesian American Moslem Community, IAMC.

IAMC membeli tanah ini beserta isinya, yaitu dua buah bangunan. Tanahnya seluas 2,3 hektar. Bangunan yang di depan adalah rumah. Dan yang di belakangnya adalah gereja.

Sebelum dijual, gereja ini dikelola oleh seorang pastor asal Meksiko. Akhir-akhir ini sepi, tidak didatangi jamaahnya lagi. Sehingga gereja ini dijual. IAMC membelinya. Dijadikan masjid.

Bangunan depan digunakan untuk IAMC Center. Sebagai pusat pendidikan agama bagi anak-anak Indonesia di Texas. Sementara gereja difungsikan menjadi masjid.

Bangunan gereja ini belum dipugar. Masih utuh seperti asalnya. Hanya saja bagian dalamnya dimodifikasi sedikit agar bisa digunakan untuk salat.

Kebetulan, kemarin, Sabtu (6/10/2018), di masjid ini ada pengajian. Tentang Tafsir Alquran. Diasuh oleh Dr. Hameed Ghazali. Saya tak tahu dari mana doktor ini berasal.

Tapi, dari penelusuran saya di internet, S-1 beliau diselesaikan di Mesir. Di tahun 1975. Di jurusan Petroleum Engineering, University of Suez Canal. Sementara master dan doktornya diraih di Kansas, negara bagian Amerika di sebelah utara Texas.

Kami diundang ke pengajian tersebut, dan mereka menyediakan bus antar jemput, karena letak masjid ini lumayan jauh dari tempat kami menginap. Lebih-labih lagi, di Houston ini boleh dikata tidak ada bus umum. Apalagi masjid dan hotel, lokasinya sudah agak ke pinggir kota.

Pengajian digelar lepas Magrib. Kami dijemput di hotel pukul lima sore. Sekira 45 menit sampai di sana. Di sana kami langsung disambut oleh presiden IAMC, bapak Zulfan. Beliau asal Sidempuan. Orang Batak bermarga Harahap.

Setelah ia memperkenalkan IAMC, kami diajak foto bersama untuk dokumentasi. Berfoto di depan gedung IAMC Center. Gedung ini masih cukup sederhana. Masih bangunan asal. Untuk masjid, desain pengembangannya sudah dibuat, tapi realisasinya belum bisa berjalan. Belum cukup dana.

Asik, setelah befoto ria, sekira setengah jam sebelum Magrib, kami dijamu makan malam. Makan nasi, sesuatu yang sulit kami dapatkan si Texas ini. Apalagi kami tidak bisa memasak di kamar. Karena kami diinapkan di hotel selama di Texas ini.

Makanannya lengkap. Ada nasi. Nasi ayam briyani. Juga lontong dengan opor ayamnya. Gado-gado juga ada. Makanan ringan, tak ketinggalan. Ada wajik dan brownis. Itu belum lagi buah-buahan. Rame.

Saya serasa siuman kembali setelah pingsan karena tidak makan selayaknya orang Indonesia selama seminggu. Setiap hari makan roti, yang membuat asam lambungku naik sampai ke kerongkangan. Perih.
Foto bersama di depan IAMC Center. Sumber foto: Grup WA PETEX

Jamaah bersiap salat Magrib

Dr. Hameed Ghazali sedang memberi kajian tafsir Alquran

Gambar rencana pembangunan masjid Istiqlal

Persiapan makan malam
Ditulis di Houston Texas, 8 Oktober 2018

No comments:

Post a Comment