Thursday, November 15, 2018

Bangunan yang Dikira Masjid

Splendor Adult. Jaraknya hanya sepelemparan batu dari hotel tempat kami menginap, ke arah barat laut. Awalnya kami sempat berpikir, bahwa bangunan itu adalah sebuah masjid.

Itu terjadi karena bentuk bingkai atas jendela-jendelanya membubung melingkar menyerupai kubah masjid. Istimewa pula, sepanjang bingkai itu ditatah dengan lampu-lampu hias kecil dan rapat, yang membuat nuansa kubah malah lebih kentara di malam hari ketika lampu itu dihidupkan.

Dua bulan lalu (26/9/2018), setelah 24 jam terbang dari Jakarta melalui Doha, kami tiba di hotel ini menjelang salat isya. Begitu kami turun, salah satu teman, setelah menoleh ke arah Splendor Adult itu, bertanya pada sopir bus yang menjemput kami dari bandara itu, tentang bangunan apa itu.

Sopir itu bilang bahwa bangunan tersebut adalah tempat orang joget-joget. Ia menjawab sambil sedikit menggoyang-goyangkan badan gemuknya itu untuk memperjelas ucapannya kepada kami.

Sopir ini perempuan. Berkulit hitam. Rambut keritingnya diikat kuat sehingga ujungnya menyembul mantap ke atas. Ia cukup ramah, sedari awal bertemu kami di bandara.

Mulai saat itu, Splendor Adult menjadi goyonan di antara kami. Ada teman, misalnya, yang tiba-tiba nggak tahu kemana, pasti ada satu dari kami yang bilang, mungkin ke Splendor. Tertidur di kelas saat pelatihan, sama, kadang bukan orang lain, si yang tertidur sendiri langsung bilang, maklum, tadi malam capek, ke Splendor.

Setiap kata Splendor keluar, sekelebat kemudian langsung disusul tawa berderai-derai keluar dari mulut kami. Apalagi, selama di sini, kami tidak begitu butuh sesuatu yang sangat lucu untuk hanya bisa tertawa. Bukan karena terlalu senang, bukan. Tapi karena suntuk sudah dua bulan tidak bertemu keluarga.

Oke, kembali lagi ke candaan Splendor. Tentu itu tidaklah benar. Kami hanya berkelakar. Tidak ada satu pun dari kami yang berani berkunjung ke situ. Hanya menatap saja dari luar dengan penuh penasaran dan kelucuan.

Penasaran dalam artian, kami telah berbicara banyak hal tentang Splendor Adult itu dengan pengetahuan kami yang serba sedikit tentangnya. Yaitu hanya dari cara joget si sopir bus ketika menjawab pertanyaan kami waktu itu. Cuma itu.

Sekalipun ada sayup-sayup informasi kudengar bahwa Splendor itu adalah tempat yang paling bagus di Houston dalam hal menampilkan penari-penari erotis, tapi itu pun tak sepenuhnya bisa dipercaya.

Ada juga yang bilang, masuk ke situ ada biayanya. Nah, ini pasti, masakan gratis. Tapi giliran bilang bahwa penarinya menerima uang saweran, aku kok nggak yakin juga. Kayak penari ronggeng atau pedangdut koplo saja!

Yang sungguh bisa dipercaya hanyalah, bahwa kami tidak begitu tahu apa sebenarnya yang ada di dalam bangunan itu. Yang bisa kami lihat dari luar adalah, bangunan ini terlihat indah di waktu malam dan pucat pasi di waktu siang.
Splendor Adult dilihat dari lantai dua hotel Best Western Houston Texas

No comments:

Post a Comment