Friday, February 8, 2019

Mau Marah, Tapi Masih Pagi

Kejadiannya pagi tadi. Di pertigaan jalan. Depan sekolah SD Inpres Blangjruen. Saya mau belok kiri, menuju pasar Blangjruen. Dari arah berlawanan, seorang ibu, pakai sepeda motor matik, mau belok kanan. Tapi celakanya, dia langsung mepet ke kanan jalan jauh sebelum mencapai persimpangan. Tepat beradu hadap dengan saya.

Merasa benar, padahal ya salah, ia memencet klakson berulang kali agar saya geser. Matanya setengah melotot menatap saya. Saya, melihat ibu itu yang sudah begitu serius merebut ruas jalan saya, sambil tersenyum, langsung kabur ke bahu jalan.

Sebenarnya ada keinginan saya untuk mengingatkan ibu itu. Agar kalau mau belok kanan, tetap saja mengambil ruas jalan sebelah kiri. Jangan terlalu cepat menyelonong ke kanan jalan, bisa tabrakan dengan pengguna jalan lain yang muncul dari arah berlawanan.

Tapi, karena masih pagi, dan ibu itu pun kelihatannya merasa sekali bahwa ia benar, terlihat dari caranya memencet klakson, maka saya pun mengalah. Lebih menepi lagi. Takutnya nanti kalau saya nasihati, dia malah marah, dan bisa jadi saya juga ikutan marah.

Jika itu terjadi, rugi, pagi-pagi harus berantam sama ibu-ibu. Lebih baik mengalah saja. Karena, biasanya kalau pagi diawali dengan hal-hal negatif, maka aura negatifnya akan bertahan sepanjang hari.

No comments:

Post a Comment