Friday, August 2, 2019

Lampus Sein

Saya jadi terheran-heran. Mobil bagus-bagus. Sepeda motor bagus-bagus. Yang didesain sempurna oleh pabriknya. Tapi, saat jatuh ke tangan manusia-manusia "berperadaban tinggi" di tanah air ini, ada saja yang perlu diutak-atiknya.

Oke, kalau yang dirubah itu justru bisa menambah atau mempertajam fungsinya yang telah ada. Tapi ini, asesoris kendaraan dimodifikasi sampai fungsinya menjadi berkurang. Atau malah hilang sama sekali. Tak ada manfaatnya lagi.

Misalnya begini, lampu sein ditempeli stiker gelap, yang kalau dia mau belok, hanya dia dan Tuhan Yang Maha Esa saja yang tahu. Kita, kan, jadi kaget? Ini mobil lampu sein tidak hidup, tapi kok ya posisinya makin ke tengah, terus menyasar ke tepi kanan jalan sana.

Memang, kalau diperhatikan betul-betul, lamat-lamat akan terlihat kedap-kedip lampu sein di balik stiker hitam itu. Tapi, siapa dia yang seolah punya hak untuk membuat orang capek di jalan, untuk hanya memperhatikan lampu sein dia. 

Eh, itu yang suka mengubah warna lampu sein dari kuning ke putih, sama saja. Anda segolongan. Warna lampu sein itu kuning. Kalau tiba-tiba Anda pakai warna putih, siap-siap lawan Anda di jalan akan pula tidak terlalu awas matanya untuk menangkap sinyal belok Anda.

Jadi. Sudahlah. Bagi rekan-rekan saya yang kebetulan berperilaku sama, tobat saja. Copot stiker itu. Ubah lampu sein Anda ke kuning lagi. Anda harus tahu. Sekali Anda membuat kaget orang lain gegera tingkah Anda di jalan, sumpah serapah biasanya akan keluar. Dan yang paling penting, Anda kan tidak mau jika setiap hari membuat orang serasa mau copot jantungnya, kan? Kalau tidak, berarti Anda sadis!

No comments:

Post a Comment