Saturday, January 11, 2020

Kucing

Kucing memang makhluk unik, yang mungkin terlalu kasar jika aku bilang aneh. Entah apa sebabnya, saat kucing betina melahirkan, setengah mati ia menjaga anak-anaknya agar tidak dibunuh oleh kucing jantan (tomcat), si jantan yang mungkin juga punya saham terhadap kehamilan si betina itu.

Saya punya kucing, kebetulan betina. Aku tidak pernah mengundangnya tinggal di rumah kami. Pertama dia datang saja mengeong-ngeong berlagak sok kenal ke rumah. Saya agak sayang sama binatang, walaupun tidak begitu suka merawatnya. Mendengar ia mengiba, aku berilah ia nasi yang telah saya campur dengan remah-remah ikan.

Memberi makan, mungkin itu dalam dunia pengkucingan dianggap sebagai pengakuan bahwa aku menerima dia untuk tinggal bersama kami. Karena, setelah kejadian itu, dia tidak beranjak sedikit pun dari rumah. Menjadi kucing rumahan di rumah kecil kami.

Sejauh ini, sudah tiga kali ia hamil dan sukses melahirkan tanpa pertolongan bidan, apalagi doktor kandungan. Semuanya selamat, baik ibu maupun bayinya. Hamil pertama saya lupa berapa anaknya, tapi yang sampai besar adalah satu, jantan. Saat ia besar ia pergi tak tahu kemana.

Hamil kedua, melahirkan tiga bayi. Semua tidak selamat. Tak sampai seminggu, dibunuh oleh seekor kucing jantan. Dibawa kabur. Dan menurut keterangan saksi mata, dimakan berdarah-darah di belakang rumah.

Hamil ketiga, yang sekarang ini, berhasil melahirkan empat bayi kecil mungil dan lucu. Sampai sekarang kucing ini masih selamat. Ada sekali waktu seekor jantan mendekat, tapi sempat dilibas oleh ibunya yang selalu menjaga.

Bayi kucing itu sekarang sudah akil balig. Sudah ikut ibunya makan nasi. Maka masalah mulai muncul: beol sembarangan. Tak perlu aku ceritakan. Hanya orang yang sedang dimabuk cinta saja yang sanggup bilang bahwa tai kucing itu rasa cokelat.

Akhirnya, mereka kami singkirkan ke luar rumah, dengan tetap memberinya makan. Awalnya ibunya panik melihat anaknya diinternir keluar. Mungkin takut dimangsa. Tapi setelah tiga hari di luar dan semua baik-baik saja, maka ia berangsur tenang.

Kucing kami. Sedang makan. Di luar rumah.

No comments:

Post a Comment