Saturday, December 26, 2015

Kunjungan Ke Pabrik Plester Di Luzhu, Kaohsiung Taiwan

Pabrik plester adalah sasaran dalam kunjungan industri kali ini. Spirit Innotech Inc nama perusahaan itu. Program kunjungan ini diselenggarakan oleh kantor urusan internasional NKUAS secara gratis. Hal ini dilakukan untuk memperkenalkan perusahaan Taiwan kepada mahasiswa internasional.

Letak pabrik masih berada di kota Kaohsiung, tepatnya di Luzhu. Dari kampus saya, NKUAS, membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk sampai ke pabrik mungil tapi memiliki konsumen di hampir semua benua ini. Kami berangkat dengan bus kampus menjelang magrib.

Terus terang saja, sampai saya berada di depan perusahaan itu, saya sebenarnya belum tahu apa yang diproduksi oleh perusahaan Innotech ini. Saya sempat bertanya hal itu pada salah satu teman segera setelah turun dari bis.

“Perusahaan pembuat lem,” jawab teman saya singkat.

“Duh, cuma perusahaan lem,” aku membatin sendiri dan mataku mengerling ke arah bangunan pabrik itu. Di bagian atas depan bangunan tertulis sebuah nama: “Spirit,” dengan desain warna merah dan kalut, yang kalau tidak kuamati dengan saksama tak akan kutahu apa yang ditulisnya.

Kami disambut oleh dua karyawan perusahaan yang bertugas memandu dalam memperkenalkan perusahaan itu kepada kami. Satu orang berbahasa Mandarin dan satu lagi menerjemahkannya ke bahasa Inggris.

Pertama kami diajak ke belakang pabrik, di sana kami diperkenalkan instalasi pengolahan yang berupa pipa-pipa yang terbungkus kertas aluminium, kemudian terlihat juga beberapa tangki dengan posisi vertikal dan horizontal.

Sampai saat itu saya masih bingung cara kerja yang dijelaskan oleh pemandu. Dan, saya masih menganggap bahwa ini adalah perusahaan lem, seperti lem sepatu, lem pipa dan sejenisnya. Seperti jawaban teman saya barusan. Namun, pada saat itu pemandu sudah menyatakan bahwa mereka memproduksi plester.

Setelah selesai perkenalan singkat dengan tabung-tabung dan pipa-pipa yang bentuknya lucu-lucu itu, kemudian kami diajak masuk ke ruang produksi. Nah, di situlah saya baru paham apa sebenarnya yang mereka produksi. Mereka memproduksi plester yang sering sekali aku jumpai di toko-toko buku dan alat tulis kantor. Aku baru tahu setelah mereka memberi contoh produk yang mereka hasilkan.

Produk plester ini digunakan untuk menutup batas sebuah permukaan yang akan dicat dan dikelupas setelah cat itu mengering. Plaster ini bukan terbuat dari plastik, melainkan dari kertas yang lunak dan agak sedikit mengkerut permukaannya.

Kawan, saya jadi malu sendiri. Saya baru tahu bahwa plester yang terbuat dari kertas itu, yang sering aku pakai untuk mengelem apa saja, ternyata manfaat sebenarnya adalah untuk menutupi sebuah bidang yang tidak dikehendaki terkena cat ketika proses pengecatan. Selama ini hati terus bertanya-tanya untuk apa plester kertas ini. Hari ini baru aku tahu.

Kita tahu, pada plester itu ada dua unsur utama. Yang pertama perekatnya (lem), dan yang kedua adalah kertas tempat lem itu dibalurkan. Saya sempat bertanya kepada pemandu, apakah kedua-duanya dibuat di pabrik ini? Ternyata tidak. Kertas dipesan dari perusahaan lain yang khusus memproduksi kertas saja.

“Di perusahaan ini kita hanya memproduksi lem saja dan membalurkannya ke kertas dan jadilah plester,” kira-kira seperti itu kata salah satu pemandu yang berbahasa Inggris kepada saya.

Plester yang dihasilkan oleh Innotech ini masih dalam bentuk gulungan-gulungan besar dan dijual ke perusahaan lain untuk pengolahan lebih lanjut. Perusahaan selanjutnya yang akan memotong-motongnya dalam ukuran-ukuran kecil sesuai kebutuhan.

Dalam ruang produksi ini, saya melihat mesin pembuat plester wujudnya hampir serupa dengan mesin cetak. Di mesin itulah kertas dibalur dengan lem andalan Innotech. Lem ini tentunya diproduksi oleh instalasi di luar tadi yang sebelumnya telah diperkenalkan.

Pabrik ini tergolong canggih. Semua proses pembuatan dikendalikan komputer. Sehingga pabrik seperkasa ini hanya membutuhkan 20 orang karyawan. Untuk mengendalikan mesin pembuat plester hanya membutuhkan dua karyawan. “Sangat efisien,” kata pemandu dengan bangganya.

Soal gaji karyawan, manajer ketika sedang memaparkan seluk-beluk pabrik sempat didesak oleh salah satu peserta dari Vietnam, untuk memberitahukan kami rata-rata besaran gaji karyawan. Walaupun dengan sangat berat, akhirnya manajer harus bilang bahwa rata-rata gaji karyawan berkisar antara 20 sampai 25 ribu NTD, atau sekitar 8 sampai 10 juta rupiah per bulan.

Sekarang jelaslah sudah. Tugas perusahaan Innotech ini adalah meracik lem yang akan digunakan untuk pembuatan plester kertas. Perusahaan ini mempunyai formula khusus dalam peracikan lem plester yang akan digunakan dalam proses pengecatan.

Salah satu sifat khusus yang sering diulang-ulang oleh pemandu adalah plester tersebut tidak akan meninggalkan bekas lem ketika plester dilepaskan dari sebuah permukaan. Di samping itu, mereka juga bilang bahwa lem itu akan bertahan sifat lekatnya walaupun pada suhu tinggi. Sehingga bisa digunakan dalam proses pengecatan yang mengharuskan proses pemanasan.

Hmm, sekarang saya tidak bisa lagi bilang: “hanya pabrik lem” untuk pabrik mungil ini. Yang mereka hasilkan bukan sembarang lem. Tapi lem plaster yang jika tanpanya, cat mobil takkan seindah yang kita lihat sekarang. Berkat lem plester inilah cat dinding mobil bisa rapi.

Jadi, perusahaan yang bernama Innotech Inc ini lebih cocok disebut pabrik plester, bukan pabrik lem.

Di depan papan nama perusahaan. Bagi yang belum mengenal saya, saya adalah yang jongkok paling depan.

Penampakan bangunan pabrik dari depan

Instalasi pengolah lem

Produk yang sudah siap dipasarkan

Mesin pembuat plester

Produk akhir

Manajer perusahaan sedang memaparkan seluk-beluk Innotech Inc

No comments:

Post a Comment