Saturday, April 22, 2017

Pukul Berapa Sekarang di Taiwan?

Kerap kali saat saya mengobrol dengan teman di Aceh melalui jejaring sosial, pertanyaan mereka yang tak lupa menyelit adalah: “Di Taiwan pukul berapa sekarang?” Saya terus terang agak jemu dengan pertanyaan ini.

Tambahan lagi, ketika saya jawab bahwa waktu di Taiwan sama saja dengan waktu Indonesia bagian tengah (WITA), yang artinya hanya satu jam lebih cepat dari WIB, respons mereka kerap dingin dan kadang hanya dengan kata seru “Oh” saja.

Ungkapan yang hanya terdiri dari dua huruf itu bermakna cukup dalam, yang mudah diketahui maksudnya sekalipun kalimat selanjutnya tidak diucapkan lagi.

Saya rasa tidak berlebihan jika saya memprediksi kalimat lengkap itu sebagai kira-kira, “Oh, sama saja seperti di Indonesia? Luar negeri apaan itu!” Kira-kira demikianlah maksud yang ada dalam secuil kata seru “oh” itu.

Memang, sih, saya, sebagai mana juga banyak teman Indonesia lain di Taiwan, sama sekali tidak merasa sedang di luar negeri di Taiwan ini. Hal ini mungkin karena kita sama-sama negara Asia saja, bukan karena kesamaan waktu dengan Indonesia. Pasalnya, saya sendiri juga tahu bahwa tidak selamanya luar negeri itu harus beda waktu siang dan malamnya.

Malah saya merasa diuntungkan dengan kesamaan waktu itu. Saat saya makan siang di Taiwan, istri saya di rumah juga sedang makan siang. Dan juga saat istri mau tidur malam, saya di Taiwan juga sudah waktunya tidur. Itulah salah satu sebabnya komunikasi kami berdua lancar-lancar saja meskipun terpaut tempat yang cukup jauh.

Namun, bagi teman-teman lain yang merasa betapa hebatnya kalau bisa ke luar negeri, kesamaan waktu ini benar-benar menghilangkan efek bombastis yang sudah terlanjur disematkan kepada luar negeri. Dan akhirnya diwakili dengan kata seru “oh”.

Bagi sebagian orang, akan mengasyikkan jika di Indonesia sedang siang, maka di luar negeri harusnya malam; di Aceh orang sedang terlelap tidur tengah malam, di luar negeri orang sedang main bola di siang bolong. Yang seperti inilah baru kelihatan luar negerinya.

Untuk diketahui, jarak Taiwan-Aceh sebenarnya lumayan jauh, lima jam tempuhan pesawat terbang tanpa henti menyeberangi semenanjung Melayu dan lautan Tiongkok Selatan.

Namun, perbedaan waktu sebuah negara dengan Indonesia bukan melulu karena seberapa jauh letaknya dari Indonesia. Tapi lebih dari itu, perbedaan waktu sangat dipengaruhi oleh letak geografisnya terhadap Indonesia.

Perbedaan waktu yang mencolok dengan Indonesia akan hasil apabila sebuah negara terletak di sebelah timur atau barat Indonesia. Seperti Arab misalnya, itu jauh sekali ke sebelah barat Indonesia. Sehingga saat kita mulai malam di Aceh, di Arab masih baru lepas siang.

Sedangkan negara-negara yang terletak tepat di utara atau selatan Indonesia, selisih waktunya tidak akan jauh, atau bahkan tidak ada selisih sama sekali. Seperti Taiwan misalnya, letaknya persis di utara Indonesia. Jelasnya, kalau kita lihat peta dunia, Taiwan ini tepat berada di atas pulau Sulawesi bagian tengah. Sehingga waktu tengah siang antara Taiwan dan Poso, Sulawesi Tengah, sama.

Jadi, waktu salat Zuhur di Taiwan sama dengan di Poso. Begitu juga jika kita tarik lurus lagi ke selatannya, yaitu ke bawah Poso, maka Menggarai dan Sumba Timur memiliki waktu Zuhur yang sama dengan Taiwan. Ini karena jarak Taiwan-Indonesia dalam arah utara-selatan, bukan timur-barat. Sedangkan perbedaan waktu akan terwujud apabila jarak itu dalam arah timur-barat.

Untuk Aceh, saya ambil Lhokseumawe, jika kita tarik garis ke atas (utara), maka waktu Zuhur Aceh akan berbarengan dengan daerah tepi timur Myanmar, tepi timur Tibet, tengah Tiongkok, tepi barat Mongolia, dan bagian tengah Rusia. Jadi jika kita sedang berada di tempat-tempat tersebut, maka kita akan makan siang pada saat yang sama dengan orang Lhokseumawe.

No comments:

Post a Comment