Sunday, October 20, 2019

Tip

Paling tidak saya sukai ketika memakai jasa orang, saat ditanyai berapa ongkosnya, jawabnya, " Neujoek aju beurangkadit - Kasihkan berapa saja." Atau, kadang dengan ungkapan, "Nejoek aju beuloe - Kasihkan saja yang banyak."

Ini sering terjadi biasanya pada penyedia jasa kecil-kecil. Semisal jasa mengecilkan atau permak baju dan celana, membetulkan atap rumah yang bocor dan lain-lain sebangsanya yang kecil-kecil.
Jawaban sebagai itu benar-benar membuat saya galau mendadak. Saya merasa perlu menghitung-hitung berapa harus membayarnya. Yang saya takutkan tentu saya sampai menghargainya terlalu murah. Dia yang rugi. Atau, saya yang jadi rugi, karena membayarnya terlalu mahal. Dan biasanya, yang kalah adalah saya.

Saya mau yang normal-normal saja. Tidak ada yang dirugikan. Namun, jika kondisi seperti tadi berlaku, di mana saya betul-betul tidak mengerti berapa pasaran harga jasa yang saya pakai, saya biasanya mendesak dengan memohon agar dia menetapkan harganya. Sesuatu yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Cukup memuakkan!

Seharusnya, setiap penyedia jasa, mereka tetapkan saja harganya. Dengan itu tidak ada yang "benjol". Semuanya akan tersenyum bahagia. Kalau pelanggan merasa harganya mahal, dia akan menawarkan. Sesuatu yang lumrah terjadi dalam dunia bisnis.

Terus terang. Saya, sekali saja ada penyedia jasa memaksa saya memberi harga untuk jasanya, besok-besok biasanya saya akan cari tempat lain. Mencari yang bisa menghargai hasil kerjanya sendiri. Tidak memaksa pelanggannya untuk menghitung-hitung atas pekerjaannya. Bikin capek saja. Dan stres juga.

Mending ada yang begini, penyedia jasa, pertama ia menetapkan harga. Dan kemudian memberi kebebasan kepada pelanggan jika mau membayar lebih. Misalnya pakai ungkapan, "Harganya cuma 15 ribu, cuma kalau membayar lebih dipersilakan saja." Biasanya ini diucapkan sambil senyam-senyum.

Kalau begini pasti ada beberapa pelanggan yang dengan senang hati melebihkan paling tidak menjadi 20 ribu. Ini tentu membuat nyaman buat semua. Penjual dan pelanggan sama-sama bahagia. Nah, apakah ini akan membuat penyedia jasa seperti pengemis? Tentu tidak. 

Ada jasa yang dibayar lebih dari yang ditetapkan dengan sukarela oleh pelanggan bukanlah mengemis. Ini, kalau di negera barat, dikenal dengan istilah "tip". Ada bayaran lebih dari yang diwajibkan. Amerika, adalah salah satu negara yang pernah saya kunjungi, yang mempraktikkan tip.
Misalnya, pelayan restoran. Yang setelah kita membayar sesuai tagihan, kita menyelipkan sedikit uang lebih untuknya. Juga, di kamar hotel, selalu disediakan sebuah amplop khusus buat pelanggan untuk memasukkan tip, yang nanti akan diambil oleh petugas kebersihan (cleaning person).

Kembali ke Indonesia. Di sini, saya malah pernah dibeginikan. Saya tanya harga. Ia jawab, "Kasihkan berapa saja". Saya mendesaknya untuk menyatakan harga. Terakhir ia bilang bahwa enggak usah bayar saja. "Hana payah bayeue saree - Tidak usah bayar saja". Duh, apa sulitnya untuk bilang harga!

No comments:

Post a Comment